Review Jurnal dengan Pendekatan Semiotika

JURNAL 1 : 

 

Objek :

Jurnal MathEducation Nusantara yang berjudul Eksplorasi Etnomatematika Kain Songket Minang Kabau Untuk Mengungkap Nilai Filosofi

 

Pendekatan :

Dengan pendekatan secara empiris dengan melihat dan menelaah hasil pengkajian dari objek – objek seni dari sebuah kain Songket Silungkang Sumatera Barat.

 

Analisis:

Penulis mengkaji kain tenun songket dengan melihat bentuk rupa garis, lengkung, lingkaran bidang geometris yang ada pada kain tersebut selain itu penulis juga mengutip falsafah atau arti dari bentuk rupa motif kain songket tersebut. Secara semiotic dengan menjadikan kain songket sebagai tanda sebuah kehidupan yang menghasilkan buah pemikiran dan falsafah bagi kehidupan dan penulis melakukan pengkajian secara empiris terhadap bentuk geomitris dalam teori matematika yang ia dalami. Pinanda atau petanda dari hasil jurnal ini ialah si penulis dapat menunjukkan teori etnomatematika pada motif seni kain Songket Silungkang. Penulis membuktikan bahwa adanya etnomatematika motif kain songket minang kabau melalui berbagai hasil aktivitas matematika yang diterapkan di motif kain songket minang kabau, meliputi konsep-konsep matematika pada: 1. Motif Songket Pucuak Rabuang 2. Motif Songket sirangkak 3. Motif Songket Sejamba Makan 4. Motif Songket Tirai 5. Motif Songket Saluak Laka.

 

Petatah petitih Minangkabau sudah menjadi acuan bagi masyarakat Minang khususnya. Sebagai seorang yang berbudaya kita harus tau dan mengerti pesan apasaja yang telah disampaikan orang – orang terdahulu lewat sebuah karya. Manusia modern saat ini bisa mempelajari asal usul budaya melalui coretan atau pictogram yang diwariskan oleh nenek moyang seperti yang dilakukan oleh nenek moyang orang Minangkabau hasil coretan pada batu maupun dinding dinding yang di telitilah kita bisa mengkaji sebuah Bahasa atau cara berkomunikasi pada zaman dahulu dan saat ini coretan – coretan tersebut diabadikan kedalam sebuah produk kebudayaan seperti rumah, songket dan lainnya coretan – coretan inilah yang menjadi landasan falsafah orang Minang. Menurt saya hal ini cukup menarik untuk dibahas dan dikaji secara mendalam melalui semiotika.

 

JURNAL 2 :

 

Objek : Skripsi Prodi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Padang yang berjudul LAMPU SEBAGAI SIMBOL DALAM SENI LUKIS SUREALIS

 

Pendekatan :

Penulis melakukan pendekatan secara surealis terhadap lampu dimana lampu yang di kaji penulis memiliki banyak makna dimana penulis ingin menelaah fenomena lampu sebagai suatu tanda atau symbol untuk menyampaikan sebuah pesan yang akan di komunikasikan ke khalayak.

 

Analisis:

 

Pendekatan surealis yang dikembangkan penulis untuk mengkaji filosofi sebuah lampu sebagai pertanda dari sebuah fenomena yang terjadi. Penulis memilih bola lampu sebagai simbol dilatarbelakangi bahwa bola lampu, pada hakikatnya memiliki multisimbol dalam berbagai aspek, seperti lampu lalulintas sebagai simbol tanda. Dijelaskan dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_lalu_lintas “Lampu lalu lintas menurut UU no. 22/2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas atau APILL, lampu ini menggunakan warna yang diakui secara universal untuk menandakan berhenti adalah warna merah, hati-hati yang ditandai dengan warna kuning, dan hijau yang berarti dapat berjalan”. Di berbagai daerah dan bahkan di beberapa negara lampu menjadi simbol peringatan.

 

Secara semeotika bola lampu atau lebih tepatnya lampu lalu lintas yang kita lihat merupakan sebuah tanda yang memiliki bentuk fisik. Secara inderawi seorang manusia saat sedang berkendara melihat lampu merah pada lampu lalu lintas di persimpangan jalan maka kita akan berhenti, jika warna kuning kita jalan perlahan atau hati – hati dan lampu hijau sebagai tanda melaju. Kita sebagai manusia telah merekam dimana bahwa dari ketiga warna tersebut merupakan tanda dimana kapan kita akan berhenti, berwaspada dan melaju. Dari teori sederhana ini lah yang akan menjadi sebuah tanda dalam kajian penulis yang akan di implementasikan kedalam kehidupan sehari hari dengan melihat mengkaji dan menelaah teori teori surealis. Petanda yang dihasilkan adalah sebuah pesan yang akan di komunikasikan melalui Bahasa surealis kepada khalayak baik itu permasalahan politik, ekonomi maupun social terkhusus di dalam negeri kita Indonesia. 

 

            Setiap permasalahan yang terjadi adalah tugas bersamanya untuk menyelesaikannya. Masalah pasti terus datang silih berganti. Bagi masyarakathendaknya terus ikut berjuang dan ambil peran dalam menyeselaikan setiap permasalahan yang terjadi, karena permasalahan ini bukanlah kehendak kita bersama, namun permasalahan itulah yang akan menguji kekuatan dan kehebatan suatu bangsa. Namun disisi lain pemerintah juga jangan hanya mengumbar kata yang penuh palsu belaka, pemerenitahlah yang menjadi garda terdepan dalam melihat dan mengantisipasi setiap permasalahan yang mungkin akan terjadi.

 

Surealis yang cukup tenar belakangan ini di luar negri maupun di Indonesia ada banyak seniman yang membuat karya seninya dengan gaya surealis. Seniman dapat mengkomunikasikan pendapat atau ceritanya lewat sebuah karya. Menurut saya hal inilah yang dapat diperdalam untuk pendekatan secara langsung dengan kehidupan manusia.

 

 

JURNAL 3:

 

Objek: JURNAL Dimensi. Vol.3- No.2 Febuari 2006 dengan judul FOTOGRAFI SENI SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA: Sebuah Tinjauan Seni Fotografi Pertunjukan.

 

Pendekatan:

Penulis melakukan pendekatan antara fotografi dan seni pertunjukkan sebagai wujud dari kebudayaan. Seni fotografi dan seni pertujunjukkan merupakan salah satu unsur dari kebudayaan dimana dalam unsur tersebut memiliki ras (feeling/emosi) karsa (sesuatu yang memotivasi) Cipta (Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan berupa hasil). Bagi seorang fotografer foto bukanlah hanya perekaman suatu momen ruang dan waktu melainkan harus memberikan nilai – nilai estetik baik dari komposisi, posisi warna, pencahayaan maupun nuansa kehidupan agar dapan memberikan kesan dan ekspresi bagi penikmatnya.

 

Analisa:

Melalui kajian seni dan fotografi penulis mengungkapkan sebuah tanda dimana adanya sebuah produk budaya yang memiliki ruang dan waktu dapat diabadikan kemudian dengan sentuhan komposisi, posisi warna dan pencahayaan membuat karya sang fotografer memiliki nilai estetika dan ekspresi sehingga sebuah kebudayaan yang diabadikan akan terlihat hidup dan memiliki ekspresi bagi penikmatnya. Fotografi merupakan seni yang mengekspresikan pengalaman – pengalaman manusia melalui daya penglihatan terhadap objek fotografi. Hasil perekaman berupa foto dan video sebuah kebudayaan akan menjadi tanda bahwa adanya sebuah kebudayaan dengan terlihatnya sebuah ekspresi, emosi dan estetika karya fotografi menjadi petanda adanya sebuah ekspresi dalam fotografi. Pinandanya adalah dengan dengan hasil fotografi yang maksimal dan memiliki estetika dan ekspresi didalamnya akan membuat nilai suatu kebudayaan akan lebih yang membuat penikmat seni nyaman dalam menikmatinya. Dari sebuah ekspresi tersirat sebuah pesan yang akan di komunikasikan peran fotografi sangatlah penting agar ekspresi dapat ditonjolkan sehingga pesan dari sebuah kebudayaan akan tersampaikan dengan baik.

 

Dari jurnal ini kita dapat menilite bagaimana peran sebuah estetika dan ekspresi agar pesan yang di komunikasikan dapat teranulir dengan baik ke penikmat seni. Karena dibalik sebuah karya seni ada sebuah cerita dan pesan moral di dalamnya.


Mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan. Terima kasih telah membaca topik kali ini


Salam,


Muhammad Kahfi

202046500096

Comments

Popular posts from this blog

Semiotika dalam Video musik Up & Up - Coldplay

Personal Branding pada logo Alien di Youtube Ria SW

MOTIF SONGKET YANG MENJADI TANDA DARI ASAL MULA SEBUAH KEHIDUPAN